Kamis, 19 November 2009

Bukit Bintang Dago VS Bukit Jomblo

| | 0 komentar


SELAMAT BERMALAM MINGGU. 07:00 malem.
Gua lagi diem di kamar. Setelah menyadari bahwa keadaan di luar rumah tidak kondusif untuk gua berdiam-diam lama. Bagaimana tidak, lalu lalang motor, orang berjalan, orang mondar-mandir, orang teriak-teriak, orang lari-lari sambil lempar jumrah (loHHH).
Sekilas gak ada masalah kan. Tapi setelah menyadari kalau banyak orang yang mengendarai motor itu berpasang-pasangan, orang yang jalan depan rumah di pinggirnya menemani seseorang, orang lalu lalang sambil menggandeng cewek atau cowok, dan bahkan babeh-babeh yang sering maen gapleh di POSYANDU RW pun menggandeng pasangannya, ya istrinya ,
gua mulai sadar,
“Mending mengurung diri di kamar, Diem depan komputer, Buat dunia sendiri, dan mulailah garuk-garuk tanah guna membuat liang lahat.”
Begitulah, MALEM MINGGU bagaikan malem jumat bagi seorang jomblo macem AING.
gua masih di dalam kamar.
Setengah jam terlewati… “Setan,” Layar monitor kosong. Setengah jam lebih satu menit terlewati… “Geblek!” Replika Kertas dalam program Microsoft Word masih putih bersih. Setengah jam lebih setengah jam… “Anjissss ini gak bisa…” Gua gak bisa nulis apapun. Entah. Jadinya gak tenang aja. Gua putuskan untuk mengirim sms ke seseorang…
“DIMANA CENG??”
-:-

“Abis ini kita kita ke Bukit bintang Yuk…”
Hemhh… indah sekali kata-katanya. Sayang dia orang yang sama punya burung. Si Aceng duduk di sebelah sambil mengocek sedotan di dalam gelas berisi air susu itu.
“Bukit Bintang??”
“Iyah. Bukit bIntang.” Aceng kembali bersuara
"Bukit Bintang??”
“Heu-euh Bukit Bintang. Ente gak tahu!!”
Bukit Bintang.
Selama gua lahir, tinggal, dan besar (titit) baru gua sekali ini mendengar satu kata itu, BUKIT BINTANG.
Dalam frame berfikir gua dari dulu kala, sesuatu, baik itu tempat atau apapun yang punya judul bintang pastilah bawaannya itu keren. Ya misalnya,

Bintang Kejora.
Taman bintang
Kolam Bintang
Bintang Kecil
Bintang nu ngagantung di langit Batu Hiu
Antara Aku, kamu, bintang dan nenekku. Atau
Boker Di Bintang sekarang Juga!

Tapi yang namanya bukit bintang. Gua gak MUDENG? Ada selintas bayangannya kita diem di atas lahan luas yang diatas beratapkan langit. Pandangan lurus keatas, terhampar banyak bintang di sana-sini, seperti memandang roti dengan butiran kismis diatasnya. Indah, Lezat, bikin iler tak terkendali. Mungkin itu ya namanya Bukit Bintang.
“Hayuk akhhh…” Ajak Aceng.
akhirnya, kita beranjak dari tempat itu. Di daerah sekitaran Gegerkalong. Yang gua liat semakin banyak pengunjung di tempat kita minum susu murni dengan berbagai rasa tersebut. Pas liat di ujung sebelah ada pasangan yang mesra-mesranya, gua harap gua bisa jadi Pesulap macem Limbad atau Dadang Corbuzier. Kenapa? Karena gua bisa nyodokin burung hantu milik Limbad ke mulut mereka dengan manis. Atau gua bisa sulap air susu rasa strawberry yang lagi diminum berubah menjadi rasa Aspal hitam….
“Hekkk Hekkkk….” Setelah si cowok meminum air itu.
“Sayang Kenaaapppaaaa?”
“Ini hekkkk hekkk…”
“Kenapaa… Toloonnnggg…”
“HekkkkHekkkk…" *TIIIIIIITTTTTTTT* KOID “TIDAAAAAAKKKKKKK!!”
Wuahahahhaaa… untungnya itu cuman dalam imajinasi liar gua. Pshyco Imaginery Solitairness.

Motor si Aceng masih berjalan melewati jalanan Bandung yang tak pernah sepi apalagi di malem minggu. Gua sebagai pengendara di depan, berusaha untuk tidak menabrakan diri ke pohon setelah melihat semakin banyak muda-mudi berboncengan.
Akhirnya kita sampe ke daerah dago atas. Disini hawa menabrakan diri ke pohon semakin menjadi-jadi. Gak cuman motor doang. Banyak mobil yang berhenti dan gua liat di dalamnya pasangan yang lagi maen beklen. Hebat! Maen beklen di Mobil. Sangat hebat. Gua sumpahin tuh mobil meledak tiba-tiba…
Tenangkan diri…..
Tarik nafas…
Huhhhhh….

“Hihihiiii…” Gua tiba-tiba tertawa pemerkosa ketika melihat satu motor menyalip.
“Kenapa?” sebagai orang waras, Aceng pasti bertanya.
“Enggak. lucu ajah.” Jadi lucu ketika gua melihat cewek yang diboncengnya.
Terlihat beberapa analisis aneh:
Cowok itu gak sayang ceweknya. Kenapa? Karena cowok yang mengendarai motor memakai jaket cukup tebel, kulit brow, angin gak akan nembus plus celana jeans dan sepatu kets. Kontras dengan keadaan ceweknya yang cuman pake kaos tipis, celana jeans pendek sepaha (atau dengan istilah HOT PANT; CELANA PANAS) maka angin bisa lalu lalang menerpa tubuhnya, dan sendal jepit khas cewek. Gua prediksikan pulang ke rumah tuh cewek muntah-muntah masuk angin dan langsung di kerok sama emaknya:
“Euuuhhggkkk..” Suara sendawa
“Emak bilang juga apeee…. Pake jeket, Pake jeket. Anak setan!!”
Suhu memang cukup dingin saat itu. Kesimpulannya kuat, cowok itu gak sayang sama ceweknya. Kalo gua sih gak bisa gituh, mending gua yang kedinginan (cieeehhhh Pahlawan kolor ijo neehh ceritanya).

Cewek itu cewek egois yang gak mau dibilangin sama cowoknya. Cowoknya bisa aja udah ngomong, “Sayang pake jaket aku. Ntar dingin lohhh…” Ceweknya menjawab, “Kamu anjing yang pake jeket. Aing mah gak dingin SETANNN.” Memang cewek jaman sekarang ngomongnya udah macem Batak calo di terminal.
Cowok dan cewek itu sama-sama bego. Ceweknya gak mau dibilangin. Si Cowok juga gak sadar kalo ceweknya kedinginan.
Cowok dan ceweknya sama-sama calon neraka. Dalam hal ini gak ada alasan. Sentimen ajah ngeliat mereka berdua saling melengkapi. Yang satu pake jeket, yang satu enggak. Indah sekali. Saling melengkapi. GuobLOKKK!!!

“Kenapa kamu heran??” Aceng bertanya kembali, membuat pikiran masuk konsen kembali ke jalanan Dago.
“Enggak.” Lalu gua liat setelan si Aceng yang cuman pake celana pendek, kaos oblong dan sendal jepit. Tadinya mau nawarin jaket, tapi… Ahhhh lupakan. Gua bukan Saeful Jamil (katanya saeful Jamil seorang HOMO).
Akhirnya kita masuk ke daerah pemukiman elite, di daerah Dago paling atas. Indah. Dari titik sini, kita cuman bisa liat lampu warna-warni kelap-kelip dari rumah-rumah di Bandung sana, memaksa menyimpan mata lama-lama.
“Ini namanya Bukit Bintang?” Gua nanya di belakang. Motor melaju perlahan.
“emmhhh…” “emhhh???”
Maksud loee dengan Ehmm...
"Gak tahu juga sihh… aku juga belum pernah, cuman pernah denger ajah.”
“Hahhhh?? Jadi kenapa MANEH kesini!!”
“Gak tahu. Dulu pernah sama si A sama si B” dia menyebutkan mantannya.
Goblok! Jadi loe kira kita mau pacaran. Dan setelah gua liat-liat ke sebelah kanan dan kiri. Bussett. Banyak motor terparkirkan. Gua semakin memicingkan mata ke sudut-sudut gelap hamparan tanah luas itu. Busseett… Maen beklen neehhh… “Anjigngssss Keluar ahhh…” Gua shock ke Aceng. Kalo dia cewek, gua bisa aja gabung maen beklen. Sayang gua lebih milih maen jorokin-aceng-ke-jurang saat ini.
‘Hayuk-hayuk.” Aceng menyetujui karena kayaknya melihat sorot mata nakal dari gua.
Motor kembali melaju. Masuk kembali ke daerah pemukiman yang semakin sepi sajah. Banyak tanjakan yang telah kita lewati. Semakin sedikit orang dan motor lalu lalang. Gua semakin yakin ini deket dengan Bukit Bintang.
Karena nyaris merasa tersesat, gua nanya ke tukang satpam. “Emmm Maaf Pak,”Gua tersenyum. “Kalo Bukit Bintang itu dimana yahhh??”
“Lurus terus nanti ada Gapura lalu belok kanan.” Tanpa menoleh.
Kalau tuh satpam gak punya kumis baplang kayak babeh gua. Gua makan dia idup-idup.
Akhirnya secara ajaib kita tiba di satu tempat. Banyak orang disana, lebih banyak orang dari pada tadi gua liat di jalan. Lebih banyak pasangan yang maen beklen ketiban tadi gua liat di tempat sebelumnya. Lebih banyak kesenangan terpancar dari raut wajah mereka. Lebih banyak lampu yang gemerlap di bawah sanah. Lebih banyak orang yang sedang beraktivitas. Namun sayang, Lebih memuakan bagi gua. Gua pikir tuh tempat asri, nyaman, yang terpenting sepi. Sepi. YA Sepi. Cukup buat gua memaknai kesendirian ini. Kesendirian itu menjadi ramai terobati ketika gua ditemani oleh alam.
Selalu aku merasa tenang ketika alam membuai dengan tangannya yang sedingin angin
Selalu aku merasa tenang ketika mata memandang panorama yang diciptakan oleh Sang Pencipta
Selalu aku merasa tenang ketika dekapan langit menyelimuti tubuh bogel ini.
Selalu aku merasa tenang ketika bintang-bintang bercanda, genit mengedipkan sebelah matanya. Selalu aku merasa tenang ketika pohon melambai dan berkata, “Godain kita donng”

“Hahhh… Balik ajak Yuk.” Ajak Gua.
Aceng menyetujui, memutar motornya….
Di tengah-tengah perjalanan pulang… gua mulai berkhayal…
Gua membayangkan suatu saat nanti ada satu bukit Di Bandung, khusus buat para JOMBLO. Namanya BUKIT JOMBLO.
Syarat utama bukit ini adalah semua orang yang masuk haruslah orang JOMBLO.
Jadi ketika melewati pintu utama Bukit Jomblo, macem alat pintu Full Body Checked di Bandara… “Tiiiitttttt…”
“Anda Punya pasangan. Tidak Boleh…”
“Tiiittttttt…”
“Anda punya pasangan…”
“tapi saya baru diputusin kemaren…”
“Pacar anda masih sayang. Tuh liat….” Petugas Bukit Jomblo menunjuk papan neon hasil pemeriksaan:
MASIH ADA HARAPAN PUNYA PACAR. BESOK JUGA BALIKAN.
“Canggih nih alat.”
“Keluar!!”
“Tiiiitttttt…” “Loh kenapa?? Saya udah putus dua bulan yang lalu.” “Kamu masih ada hati ke mantan kamu. Gak bisa!!! Harus JOMBLO SEJATI. MAKIN GAK ADA HATI MAKIN SEJATI!!!”
“TOLONG PAK! SAYA KEPENGEN MASUK BUKIT JOMBLO!!”
“GAK BISAAA!!!! PAK SONNY YANG BUAT ATURAN!!!” Beberapa penjaga menyeret dia…
“TOLOOONNG PAAKK!!”

Di bukit khayalan ini juga terdapat berbagai macam tempat dan permainan. Mau cowok ataupun cewek mau usia tua maupun muda pasti cocok dengan tempat ini. Ada Mall buat cewek, Ada games-games buat cewek, Ada pesta ulang tahun jam 12 malem karena yang dateng kesitu akan di undi namanya dan yang keluar adalah yang ulang tahun hari itu, ada ruangan khusus buat cowok bermain PS, ada ruangan bioskop dengan film-film terbaru, ada komputer 100 biji plus internet connection buat yang suka ngenet, ada skate park, lapang basket, lapang bola, Tempat RAPAT (??), REPLIKA GEDUNG MPR-DPR, perpustakaan, laboratorium, teropong bintang, Para Artis Manggung, gunung tiruan, danau kecil, kolam renang air hangat, supermarket, ada ATM buat yang suka maling, tersedia beberapa orang bodoh yang bisa dijailin, ada photo-photo mantan dengan pacarnya sekarang yang bisa dijadiin sasaran tembak, pokoknya semua lengkap. Semua jomblo dengan berbagai hobi bisa melampiaskan kepenatannya malam minggu karena tidak ada teman. Bahkan bisa juga jadi ajang mencari jodoh disini. Tetapi kalau sudah punya pacar, minggu depannya gak bisa masuk sini, akhirnya mereka pasti putus kembali. BAGUSS.
Wuaahahhhaaaaahhhaaaaa….
dan nantinya semua orang Jomblo kesepian di seluruh Indonesia pasti akan pernah mengingat dan mencari satu tempat yang buka-nya cuman hari sabtu malem minggu itu. Namanya BUKIT JOMBLO!!
Dan ketika kita jomblo pas hari sabtu gak usah bimbang dan resah, banyak teman seperjuangan di sana… di BUKIT JOMBLO!!!
Dan ketika kesendirian melanda…. INGATLAH SATU HAL… ADA BUKIT JOMBLO DAN segala macam fasilitasnya yang menghiburrrrrrr…..

leer más...

jam

forum


ShoutMix chat widget
 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba